Wednesday 11 January 2012

Mencegah Terjangkit Flu Burung dan Flu Babi dengan Temulawak

FLU BABI dan FLU BURUNG

Wabah Flu Babi tak kalah heboh dan mengerikan dibanding Flu Burung karena dalam waktu singkat jika terlambat pengobatannya bisa menyebabkan kematian dan cepat sekali menular. Wabah Flu Burung yang pernah menjangkiti sebagian masyarakat Indonesia menjadi ‘momok’ yang menakutkan sekaligus mengerikan karena bila terlambat dideteksi dan diobati bisa mengakibatkan kematian. Maka tak heran kalau pemerintah Indonesia langsung melakukan berbagai tindakan preventif. Misalnya saja Pemda DKI langsung membuat Perda melarang masyarakat memelihara burung atau unggas di wilayah DKI.
Kita masih beruntung wabah Flu babi belum sampai ke wilayah DKi atau Indonesia. Namun bagi yang menikmati daging babi mesti waspada melakukan pencegahan setidaknya tidak makan daging babi terutama yang diolah dengan dibakar atau dipanggang. Konon kabarnya daging yang dimasak dengan cara direbus lebih aman. Untuk pencegahan secara umum bisa dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara alami, dan pola hidup yang sehat. Untuk pemanfaatan herbal bisa dipilih herbal temulawak, temu mangga, temu putih dan juga jahe. Atau bisa juga menggunakan teh celup herbal seperti Mashiwa, Wedang Wedding atau Kateena dicampur madu herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Bagi anak2 bisa menggunakan Instant Made III dan Maducil.Berikut ini informasi lebih rinci tentang Flu Babi. Semoga bermanfaat.
Mengenal “Flu Babi”: Tingkat Penyebaran & Tindakan Preventifnya
Diterjemahkan dari bahasa mexico oleh : Noprizal Erhan, Anggota Group Circulation Of QI for Health facebook.
Apakah Flu Babi itu?
Flu babi adalah penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus yang sangat menular, ada tiga jenis virus (A, B, C) yang dapat mengubah (change), dan ada beberapa subtipe. Dan yg terpenting diketahui adalah karena ia mampu menyerang semua usia, dan lokasi dalam mutasi-mutasi virus yg sering menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian pada banyak orang, sering terjadi pada anak-anak dan orang tua.
Apakah flu itu sama dg flu biasa yg disebabkan udara dingin?
Tidak, walaupun keduanya adalah pernafasan akut dan gejala penyakit yang umum, maka mahluk yg kecil yang menyebabkan flu babi berbeda dengan flu biasa (common cold-influenza) .
Bagaimana cara kerja flu bisa menular?
Dari orang ke orang melalui secretions (proses pengeluaran) dari mulut dan hidung (batuk, bersin, berbicara, bernyanyi) atau kontak langsung (tangan, walau tidak terkena lendir/ludah pasien. Sangat contagious/menular (3-7 hari setelah gejala awal) dan risiko yang lebih tinggi jika terjadi di ruang tertutup (kamar, nurseries/ruang perawatan, sekolah, perawatan di rumah, ruang darurat, dll). Dapat menjadi epidemi/pandemi ke seluruh dunia dalam waktu 3 sampai 6 bulan.
Bagaimana mengenali gejala orang terkena flu babi?
* Demam lebih dari 38 ° C.
* Sering batuk dan intens.
* Sakit kepala.
* Kurang nafsu makan.
* Hidung tersumbat/sengau
* Lain-lain rasa tidak enak.
Bagaimana mendiagnosa “flu babi”?
Kita perlu belajar bagaimana seorang dokter melakukan pemeriksaan klinis secara rinci mengenai latar belakang dan pemeriksaan terhadap pasien-pasien lain, kontak pasien dg orang lain dan perjalanan pasien (kemana saja?). Diagnosis terhadap virus dengan mengidentifikasi secretions/pengelua ran dari hidung atau pangkal tenggorokan (virus isolasi) selama 24-72 jam pertama inisiasi penyakit, atau melalui pengecekan darah untuk mengidentifikasi zat antibodi-nya.
Apakah “flu babi” bisa berkomplikasi (dengan penyakit lain)?
Ya, gambaran tentang flu babi nampak tidak terkenali (sebelumnya) dan tidak terkait dengan penyakit lainnya namun dapat menghasilkan komplikasi, terutama pernafasan (otitis, sinusitis, rhinitis, radang paru-paru, Bronchopneumonia, merintangi radang tenggorokan) , jantung atau bahkan kematian, sering terpantau menjadi penularan yg meluas atau epidemik. Sangatlah penting untuk memantau anak-anak jika menerima pengobatan aspirin (mungkin encephalitis) .
Adakah peluang mengobati penyakit flu babi?
Flu babi disebabkan oleh virus, dan belum ada obat yg manjur utk menuntaskannya, tetapi ada obat yang berfungsi utk mengurangi/memperla mbat laju kegawatan penyakit, memperpendek dan mengurangi gejala-gejala jika masih terpantau dalam waktu 48 jam pertama rasa sakit. Penggunaan obat-obatan adalah sangat sensitif, hanya dokter dapat menentukan apakah pasien harus dirawat sebab mereka juga tidak bebas menjalani kontak dg manusia lain (yg tidak terinfeksi virus).
Bagaimana saya dapat mencegah flu babi?
Ada vaksin sebagai cara terbaik untuk mencegah flu jenis ini, maka setiap tahunnya telah disiapkan dengan mempertimbangkan jenis virus yang beredar di dunia, tetapi tidak (terlalu) baik bagi orang-orang yang alergi terhadap protein telur, sebuah pengalaman serius mengenai reaksi terhadap vaksin pernah dialami pada peristiwa “Guillain-Barre syndrome” (enam bulan setelah vaksinasi).
PANDUAN KEPADA MASYARAKAT UMUM:
* Hindari kontak dengan orang-orang yang memiliki infeksi pernafasan flu babi.
* Jangan menyapa atau mencium tangannya.
* Jangan berbagi makanan, penggunaan cangkir, piring, atau peralatan makan lainnya.
* Berikan kebebasan sinar matahari memasuki ruang dalam rumah, kantor, dan ruang-ruang tertutup lainnya (utk membakar virus).
* Jaga ruang dapur, kamar mandi, handle pintu, railings/pagar tangga, mainan anak-anak, telepon atau artikel-artikel/ majalah yg digunakan tetap dalam keadaan BERSIH.
* Jika terjadi demam mendadak, batuk-batuk, sakit kepala, sakit pada otot dan sendi, segera periksakan diri ke dokter atau unit kesehatan yg ada.
* Hangatkan badan dan hindari perubahan suhu mendadak (yg menyebabkan ketidakseimbangan tubuh sehingga menjadi flu).
* Makan buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin A dan C (wortel, pepaya, jambu biji, jeruk kepruk, jeruk, lemon dan nanas).
* Seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air.
* Hindari berkecimpung dalam lingkungan yg terkontaminasi virus tsb.
* Tidak merokok di tempat tertutup atau di dekat anak-anak, orang tua atau pasien.
* Ke dokter segera jika menemui/mengalami gejala-gejala.
Apa langkah-langkah yang direkomendasikan untuk mereka yang menderita flu babi?
* Tinggallah di rumah, menghindari berpergian ke pusat-pusat kerja, sekolah atau tempat di mana terdapat konsentrasi banyak orang (teater, bioskop, bar, bis, metro, klub malam, pesta, dll). Ini akan mencegah menjangkiti orang lain dari diri Anda.
* Tutup mulut dan hidung dengan tisu/saputangan ketika berbicara, batuk, dan bersin. Ini akan mencegah orang-orang di sekitar anda menjadi sakit.
* Hindari menyentuh mata, mulut dan hidung orang lain utk menghindari virus menyebar
* Flu dapat dicegah melalui penerapan vaksin yang disiapkan sesuai dengan jenis virus yang beredar di dunia), harus mendapatkan divaksinasi setiap tahun.
* Hindari debu, asap bergerak dan zat lainnya yang dapat mengganggu pernafasan dan membuat anak-anak lebih rentan terhadap penyakit.
* Gunakan cubrebocas, buang tisu hasil bersin ke kantong plastik dan bersinlah di ujung ruangan (jauh dari orang lain).
* Jika setelah 24 jam tanpa gejala, Anda dapat bekerja normal kembali.

TEMULAWAK PENCEGAH FLU BURUNG

Hasil penelitian para peneliti di Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan temulawak (Curcuma xanthorrhiza) yang dicampur dengan sejumlah bahan herbal lainnya mampu mengobati dan melakukan pencegahan terhadap virus flu burung. Meski baru diterapkan pada unggas, para peneliti yakin pengobatan herbal ini juga bisa diterapkan pada manusia dengan penelitian lebih lanjut.
Demikian dikatakan salah seorang peneliti IPB yang juga Ketua Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Prof. Dr.drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto di sela-sela “The 2nd International Symposium on Temulawak” yang merupakan rangkaian kegiatan Globalization of Jamu Brand Indonesia di IPB International Convention Center, Jln. Pajajaran, Kota Bogor, Kamis (26/5). Dikatakan Pontjo-panggilan Bambang Pontjo Priosoeryanto -, pihaknya sudah melakukan penelitian lanjutan terkait khasiat temulawak sebagai obat dan pencegah flu burung.
Cara pertama, pihaknya memberikan kombinasi temulawak dengan tanaman herbal lainnya ke tubuh unggas yang kemudian disuntik dengan virus HI. Sementara, cara yang kedua, unggas yang telah diberi kombinasi temulawak dan herbal lainnya ditantang dengan virus AI selama satu bulan. “Hasilnya, unggas yang telah diberi temulawak mempunyai umur yang lebih panjang ketika disuntik virus dibandingkan unggas yang tidak diberi kombinasi temulawak. Saya agak lupa sampai berapa panjang umur lebihnya, mungkin sekitar semingguan,” kata Pontjo.
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh pihaknya ini, lanjut Pontjo, temulawak sebenarnya bisa dipikirkan sebagai obat pencegah flu burung. “Kita kembangkan lebih dulu, supaya tidak keduluan negara lain. Pasalnya, temulawak ini sebenarnya ada di beberapa negara selain Indonesia,” lanjut Pontjo.
Sejumlah campuran yang digunakan sebagai jamu untuk penangkal flu burung ini, disebutkan Pontjo antara lain temu ireng, meniran, dan sambiloto. Sebelumnya, tutur Pontjo, temulawak berdasarkan penelitiannya juga mampu menangkal perkembangan sel tumor (kanker). Menurut dia, biasanya bahan yang bisa menjadi antitumor bisa pula menjadi antivirus karena cara kerjanya hampir sama.
Ketika ditanya kemungkinan penggunaan temulawak sebagai penangkal flu burung pada manusia, Pontjo mengungkapkan pasti ada kemungkinan. “Pada dasarnya temulawak ini mengaktifkan kekebalan tubuh. Untuk penggunaan pada manusia, kemungkinan besar bisa. Namun, perlu kita teliti lebih lanjut lagi,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor IPB, Herry Suhardiyanto mengatakan sebenarnya ada banyak obat herbal (jamu) yang menjadi warisan nenek moyang kita. Hanya saja, sampai saat ini secara scientifikasinya belum terdata secara lengkap. “Secara kultural memang sudah diakui, tetapi secara evidence kalau jamu itu bisa jadi obat belum tercatat dengan sistem yang lengkap,” katanya.

Meski terus mensosialisasikan jamu sebagai brand Indonesia, Herry juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu mempersepsikan jamu sebagai hal yang super. “Harus dipersepsikan secara proporsional, tapi jangan terpinggirkan,” lanjutnya. Terlebih, penggunaan jamu juga lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Kementrian Kesehatan, Agus Purwadianto, mengatakan pihaknya terus mendorong agar jamu atau obat herbal bisa menjadi brand Indonesia bersanding dengan obat-obatan lainnya. Sebagai langkah konkritnya, Kementrian Kesehatan telah melatih 90 dokter agar ahli juga di bidang pengobatan herbal sehingga mereka mempunyai kemampuan memberi obat biasa maupun herbal. “Kami sudah menawarkan para dokter ini untuk ke negara-negara di wilayah ASEAN,” katanya.
Tujuannya, agar jamu asal Indonesia lebih diakui sebagai obat herbal selain sebagai welcome drink. Saat ini, dokter dengan kemampuan ganda ini lebih banyak praktik di wilayah Jawa

No comments: